Perkuliahan6 (22 Oktober 2020) KSK C31040319 kelas: F
PERKULIAHAN 6
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEMESTER GANJIL – TAHUN AJARAN 2020/2021
KEAMANAN SISTEM KOMPUTER (C31040319)
KELAS F
Desi Rose Hertina, S.T,. M.KOM
SASHA AMALIA ASHADIQA
201831093
LOMBOK TENGAH. NTB
PERKULIAHAN 6 (REVISI)
SEMESTER GANJIL – TAHUN AJARAN 2020/2021
KEAMANAN SISTEM KOMPUTER (C31040319)
KELAS F
Desi Rose Hertina, S.T,. M.KOM
SASHA AMALIA ASHADIQA
201831093
LOMBOK TENGAH. NTB
PERKULIAHAN6
1. Apa itu Kriptografi ?
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dengan memadukan dua
kata, yaitu kryptos dan graphein. Kryptos berarti tersembunyi atau rahasia,
sedangkan graphein memiliki arti menulis. Makna kriptografi secara harfiah
ialah menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan-pesan yang perlu
dijaga kerahasiaannya.
Di Indonesia, ilmu kriptografi atau bisa juga disebut
kriptologi disebut juga dengan sandisastra. Tujuan dari ilmu kriptografi adalah
melakukan berbagai upaya komunikasi antar individu atau kelompok secara aman
tanpa kehadiran pihak-pihak yang tidak diinginkan. Pun salah satu tujuannya
yang lain ialah menganalisis komunikasi yang sulit dipahami.
Kriptorafi
memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi naskah asli
(plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga naskah asli
tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh pihak yang
tidak memiliki kunci dekripsi.
Ilmu kriptografi berkembang selaras dengan kemajuan teknologi. Menurut kronologi waktunya ilmu kriptografi dapat dibedakan menjadi dua pemahaman, yakni kriptografi klasik dan kriptografi modern. Kedua pemahaman tersebut bergantung pada penggunaan perangkat analasis dan pembuat pesan yang bersifat kriptologis.
2. Sejarah Kriptografi
Kriptografi menurut
catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani atau kurang lebih
sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan untuk membuat pesan
tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale. Scytale berbentuk
batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.
Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan
Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin intens karena pertimbangan
stabilitas negara. Meski teknik yang digunakan tak serumit Yunani, namun untuk
memahami pesan kriptografi dari masa Romawi terbilang cukup sulit untuk
dikerjakan.
Berdasarkan aspek historis kriptografi di
atas, baik kriptografi klasik maupun modern keduanya memiliki kesamaan prinsip
yang besar dan tidak dapat disangsikan lagi, yakni tujuan kriptografi adalah
keamanan. Itulah layanan yang disediakan kriptografi tanpa peduli dari masa
mana kriptografi dibuat.
Melalui layanan keamanan yang disediakan
oleh jenis kriptografi tersebut, berbagai teks penting dapat terjaga
kerahasiaannya dan keotentikannya, sehingga antar pihak yang berkorespondensi
bisa saling menaruh kepercayaan. Kecuali apabila teknik pembuatan kriptografi
bocor ke pihak yang tidak dikehendaki.
3. Tujuan Kriptografi
Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan
aspek keamanan informasi yaitu :
1.
Kerahasiaan,
adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun
kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas
informasi yang telah disandi.
2.
Integritas
data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah.
Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi
manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan,
penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
3.
Autentikasi,
adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem
maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling
memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus
diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
4.
Non-repudiasi.,
atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan
terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.
4. Kriptografi Proses
Terdapat 2 jenis
kriptografi yaitu simetris kriptografi (Enkripsi) dan asimetris kriptografi
(dekripsi).
Simetris
Kriptografi
Dalam simetris
kriptografi digunakan satu buah kunci untuk proses enkripsi. Kunci yang
digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi
satu buah kunci dapat pula diturunkan dari kunci yang lainnya. Kunci ini
dirahasiakan sehingga disebut juga sebagai secret-key ciphersystem.
Jumlah kunci yang dibutuhkan umumnya adalah :
nC2 = n . (n-1)
——–
2
dengan n menyatakan
banyaknya pengguna.
Contoh dari sistem
ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA.
Asimetris
Kriptografi
Dalam asimetris
kriptograi ini digunakan dua buah kunci dalam proses enkripsinya. Satu kunci
yang disebut kunci publik (public key) yang dapat dipublikasikan,
sedang kunci yang lain yang disebut kunci privat (private key)yaitu
kunci yang harus dirahasiakan. Contoh sistem ini antara lain RSA Scheme dan
Merkle-Hellman Scheme.
Terdapat 5 Teknik
Dasar Kriptografi
Substitusi
Sbtitusi adalah
suatu teknik megacak pesan dengan tabel subtutusi. Tabel subtutusi dibuat
sesuai dengan keinginan sesuai kebutuhan dekripsi. Teknik ini mirip dengan
tknik Caesar cipher yang telah dicontohkan diatas.
Contoh :
Suatu plaintext
dibah menjadi chipertext dengan metode subtitusi dimana A=K.
Enkripsi metode
subtitusi key a=k
Plaintext
= belajar kriptografi
Chipertext
= lovktk2ju2sz4yq2kps
Dekripsi metode
subtitusi
Untuk mendekripsi
chipertext digunakan tabel yang sama, namun tabelnya dibalik
Chipertext
= lovktk2ju2sz4yq2kps
Plaintext
= belajar kriptografi
Blocking
Metode ini
dilakukan dengan membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa
karakter. Blok-blok disesaikan dengan keinginan. Jumlah lajur atau kolom
menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini Plaintext dimasukkan kedalam
blok-blok secara vertical lal dibaca secara horizontal.
Contoh enkripsi
dengan metode blocking
Key
= Kolom (4), Baris (5)
Plaintext
= “website rumus.xyz”
Chipertext
=” wtmyeeuzb s sr. iux “
5. Kunci
pada Algoritma Kriptografi
Block Cipher
Block-cipher adalah skema algoritma sandi yang akan
membagi-bagi teks terang yang akan dikirimkan dengan ukuran tertentu (disebut
blok) dengan panjang t, dan setiap blok dienkripsi dengan menggunakan kunci
yang sama. Pada umumnya, block-cipher memproses teks terang dengan blok yang
relatif panjang lebih dari 64 bit, untuk mempersulit
penggunaan pola-pola serangan yang ada untuk membongkar kunci. Untuk menambah
kehandalan model algoritma sandi ini, dikembangkan pula beberapa tipe proses
enkripsi, yaitu :
o ECB, Electronic
Code Book
o CBC, Cipher
Block Chaining
o OFB, Output Feed
Back
o CFB, Cipher Feed
Back
Stream-cipher
adalah algoritma sandi yang mengenkripsi data persatuan data, seperti bit,
byte, nible atau per lima bit(saat data yang di enkripsi berupa data Boudout).
Setiap mengenkripsi satu satuan data di gunakan kunci yang merupakan hasil
pembangkitan dari kunci sebelum.
Dalam kriptografi, Stream cipher dan Block cipher
adalah dua algoritma enkripsi / dekripsi yang termasuk dalam keluarga cipher
kunci simetris. Biasanya cipher mengambil teks biasa sebagai input dan menghasilkan
ciphertext sebagai output. Blok cipher mengenkripsi blok bit dengan panjang
tetap menggunakan transformasi yang tidak bervariasi. Cipher stream
mengenkripsi aliran bit dengan panjang yang bervariasi dan menggunakan
transformasi yang berbeda pada setiap bit.
https://pakdosen.pengajar.co.id/kriptografi-adalah/
6. Algoritma Kriptografi Hibrid
Kriptografi hibryd adalah suatu
penggabungan antara kriptografi simetris dan kriptografi asimetris.
Masing-masing algoritma memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kriptografi
simetris adalah pada segi kecepatan untuk proses enkripsi dan dekripsi yang
tinggi, namun memiliki kelemahan dalam segi pendistribusian kuncinya. Sedangkan
kelebihan kriptografi asimetris adalah kemudahan dalam pertukaran kunci, namun
lemah dalam segi kecepatannya. Untuk mengatasi kelemahan masing-masing algoritma
kriptografi tersebut, maka dipadukan kedua sistem algoritma kriptografi
tersebut. Perpaduan atau penggabungan sistem ini disebut kriptografi hibryd.
Saat ini sangat penting untuk merancang algoritma enkripsi yang kuat sebagai
kekuatan komputer berkembang dari hari ke hari. Dengan demikian model hibrida
memberikan linearitas yang lebih baik contohnya seperti AES yang digabung
dengan DES, ada difusi yang lebih baik. Oleh karena itu kemungkinan serangan
aljabar pada model hybrid berkurang. Metode hybrid melibatkan lebih banyak
perhitungan dibandingkan dengan menggunakan satu algoritma saja. Chauhan et al,
2013 Menggabungkan kedua symmetric-key dan algoritma kunci publik menyediakan
lebih besar fitur keamanan dan keunikan yang hanya mungkin terjadi pada sistem
hybrid. Praphul, 2013
7. Proses Kriptografi Hibrid
Metode
hibrida terdiri dari enkripsi simetris dengan satu kunci serta enkripsi
asimetris dengan sepasang kunci.
·
Tahap 1 :
Pengirim mengenkripsi teks dengan Session Key.
·
Tahap 2 :
Mengenkripsi Session Key dengan Public Key.
·
Tahap 3 :
Penerima men-decrypt Session Key dengan Private Key.
·
Tahap 4 :
Men-decrypt teks dengan Session Key.
Proses kriptografi hybrid yaitu
melakukan proses enkripsi pada plainteks terlebih dahulu agar dapat
mempertinggi daya tahan terhadap serangan penyerang attacker yang pada umumnya
memanfaatkan pola-pola yang ada pada plainteks untuk memecahkan chiperteks
menggunakan algoritma simetris. Setelah plainteks menjadi teks terenkripsi
kemudian kunci privat algoritma simetris dienkripsi menggunakan Universitas Sumatera
Utara pasangan kunci publik algoritma asimetris kemudian dikirimkan.
Pengenkripsian kunci ini disebut session key yaitu merupakan kunci privat yang
terenkripsi yang bersifat tercipta hanya pada saat itu juga one-time only.
Kunci yang terenkripsi bersama dengan chiperteks kemudian ditransmisikan kepada
penerima. Untuk proses dekripsi, penerima menerima paket tersebut menggunakan
pasangan kunci privat algoritma asimetris untuk mendekripsi session key
terlebih dahulu. Lalu dengan session key tersebut, kunci privat algoritma
simetris dapat dibuka dan penerima dapat mendekripsi chiperteks tersebut
menjadi plainteks kembali. Algoritma yang akan digunakan untuk pengamanan data
ini adalah algoritma Affine Cipher dan RSA dimana metode ini menggabungkan kelebihan
masing-masing algoritma tersebut.
8. Teknik
Dasar Kriptografi
Teknik Dasar Kriptografi Terbagi 5 Jenis, yaitu :
1. Substitusi
2. Blocking
3. Permutasi
4. Ekspansi
5. Pemampatan
Lanjut Ke penjelasan Dan
Contohnya :
1. SUBSTITUSI
Dalam kriptografi, sandi substitusi adalah jenis metode enkripsi dimana setiap
satuan pada teks terang digantikan oleh teks tersandi dengan sistem yang
teratur. Metode penyandian substitusi telah dipakai dari zaman dulu
(kriptografi klasik) hingga kini (kriptografi modern),
Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat
dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang
sama untuk keperluan decrypt. Bila tabel substitusi dibuat secara acak,
akan semakin sulit pemecahanciphertext oleh orang yang tidak berhak.
Metode ini dilakukan dengan mengganti setiap huruf dari teks asli dengan huruf
lain sebagai huruf sandi yang telah didefinisikan sebelumnya oleh algoritma
kunci.
2. BLOCKING
Sistem enkripsi ini terkadang membagi plaintext menjadi beberapa blok yang
terdiri dari beberapa karakter, kemudian di enkripsikan secara independen.
Caranya :
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan
dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya
adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan
blok-nya.
3. PERMUTASI
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga
disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan
aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam
teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya
yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun
posisinya yang diacak.
Caranya
Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi
blok-blok dengan panjang yang sama.
Plaintext akan dibagi menjadi blok-blok yang terdiri dari 6 karakter, dengan
aturan permutasi.
4. EKSPANSI
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu
dengan aturan tertentu. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah
dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari
suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Jika suatu kata
dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”.
5.
PEMAMPATAN
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya dengan cara lain untuk
menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga
secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan
disusulkan sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu
karakter khusus, dalam contoh ini menggunakan ” * “.
Sekian dan Terimakasih 😀
Komentar
Posting Komentar